Selasa, 14 Februari 2012

Mencoba Untuk Kompromi...

Teringat kembali ta'aruf pertamaku (lebih kurang 5 tahun silam). Saat itu aku merasa masih muda (24 tahun) & masih bisa berkarir sesuai dengan latar belakang ilmu yang kudapat dibangku kuliah. Ta'aruf yang hanya lewat media komunikasi & berbekal 2 lembar biodata darinya ternyata tidak membuatku mampu membuat keputusan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius dan sakral.
Sebenarnya,ada beberapa hal yang membuatku tidak bisa memilihnya (pada ta'aruf yang pertama) seperti kami berkarir dikota yang berbeda, kekurang siapanku untuk tinggal jauh dari mama dan kriteriaku yang tidak ada padanya (tidak merokok, jenjang pendidikan yang sama).
Bulan demi bulan berlalu, mengantarkanku pada ta'aruf yang kedua, ketiga, keempat dan kelima. Semua itu karena adanya alasan yang menurutku "penting" yang menyebabkanku belum juga mengucapkan kata "iya/mau" untuk memasuki gerbang pernikahan.
Setelah 6 tahun, kali ini aku menjalani ta'aruf lagi (kuanggap ta'aruf kelima). Saat bertemu langsung dengan orangnya,perasaanku biasa-biasa saja (tidak menolak & tidak pula menerima). Namun setelah melihat & mengetahui beberapa hal tentang sosoknya, jujur lagi-lagi aku menemukan beberapa hal yang tidak seperti kriteriaku.
Beberapa teman & kerabat menyarankanku untuk "menjalani dulu". Ok "jawab-ku" namun tetap berpegang pada beberapa hal yang kuanggap "penting ; ketepatan sholat lima waktunya, tidak merokok & selama ta'aruf tidak pergi keluar berdua'an kecuali ada muhrim yang menemani.
Aku sadar bahwa umurku tidak lagi muda, bahkan sudah sangat matang untuk sebuah hubungan yang sakral. Untuk itu aku mencoba untuk kompromi dengan "sikon". Aku ingin melihat seberapa jauh perubahannya (tentunya ke arah yang positif) selama proses ini berjalan. Aku juga tidak ingin membuang-buang waktu. Oleh karena itu, aku tidak ingin membiarkan angan-angan kosong mengusikku. Apapun keputusan yang ingin kuambil nanti, sungguh aku ingin hanya Allah SWT yang menuntunku.

1 komentar: