Selasa, 06 Oktober 2009

seputar cerita musibah di negeriku (gempa di padang)

Tak ada firasat yg kurasakan bahwa akan ada gempa yg mengguncang negeriku, kota kelahiranku, tempat aku tumbuh, besar, menimba ilmu & berkarir. Namun sekarang, baru aku mendapat hikmahnya. Jauh sebelum gempa terjadi, Allah SWT menguatkan fisik-ku utk menegakkan sepertiga malam-NYA dgn "qiyamullail" & lisan -ku seolah dituntun utk sll memanjatkan do'a perlindungan.

Rabu (hari terjadinya gempa) aku melaksanakan aktivitas spt biasa (mengajar disebuah lembaga bimbel, yg Alhamdulillah smua siswa-ku slmt & gdung tempatku mengajar jg slmt). Saat terjadinya gempa, aku lg mengajar dilantai 2 & berhasil slamat turun kebawah utk menyelamatkan diri bersama siswa-siswaku.

Aku melihat langsung runtuhnya 2 ruko bertingkat 3 yg brada didepan gdung tempatku mengajar runtuh (spt reruntuhan WTC)yg debunya sampai ketempatku berdiri. Terbayang olehku penghunyinya yg mungkin msh ada didalamnya.

Lebih kurang 5 mnt setelah gempa terjadi, seorang teman (rekan sesama mengajar) mengajak-ku utk lari menyelamatkan diri krn kwatir datangnya tsunami, kebetulan tmn tsb jg "agak jantungan". Akhirnya aku mengendarai motorku yg Alhamdulillah slmt. Tp, sayangnya jalanan begitu macet + banyaknya kulihat disepanjang jalan bangunan yg roboh & terbakar bahkan siswaku masih sempat menyelamatkan "bbrp org" yg brada di sebuah mobil yg terhimpit bangunan.

Krn begitu macetnya, aku memutuskan utk memarkirkan motorku didepan sebuah apotik lalu menguncinya (dan selanjutnya kupasrahkan pd Allah) & aku memutuskan utk berjalan kaki melewati gedung yg banyak runtuh).

Waktu mengantarkan kami menjelang senja & aku memilih berhenti didepan mesjid yg jg agak rusak sampai aku mendengar lewat radio dr hp salah seorang siswaku bahwa "gempa yg terjadi dgn kekuatan 7,6 SR tdk berpotensi tsunami". Serentak kami mengucap "hamdallah" & bersiap-siap utk shalat magrib.

Selesai magrib kami memilih utk ttp berada dimesjid sampai masuk isya. selang waktu antara magrib & isya aku mencoba utk menghubungi papa, mama & adik. Tp, sayang skali sinyal terputus begitupun listrik. Entah mengapa perasaanku tdk begitu cemas saat itu thd kondisi ke-2 org tua & adk-ku.

Selesai isya aku memutuskan utk kembali kerumah dgn terlebih dahulu mengambil motor yg kuparkir tadi (dgn berjalan kaki sepanjang 500 m). Sesampai dirumah, Alhamdulillah kudapati mama, nenek & adik dlm keadaan slmt. Kebetulan papa sedang dinas ke solok.

Aku salut dgn mama yg tdk berfikir utk lari ke "tempat yg lebih tinggi" tp lbh memilih pulang kerumah (yg mana rumahku dekat dgn laut). Mama jg bercerita bahwa beliau sedang berada disalah satu plasa dikotaku saat terjadinya gempa. Dgn skuat tnaga mama berusaha utk menyelamatkan diri & nenek bahkan motor mama jg berhasil dibawa meskipun sedikit terkena reruntuhan plasa tsb.

Lewat pk 9 malam kami memutuskan kerumah salah seorang kerabat yg tinggal didaerah andalas sampai pk 2 dinihari papa pulang dr solok & menjemput kami. Banyak hal yg patut kami syukuri pd Allah SWT ats perlindungan-NYA pd kami, rumah tempat kami berteduh & harta benda yg dititipkan pd kami yg hampir sbagian besar selamat.

2 Hari berselang setelah terjadinya gempa, kami baru keliling melihat kondisi sudut-sudut lain dikota kami. Sungguh menyayat hati & meneteskan air mata ini meskipun mereka yg meninggal bukan dr krabat dekat kami...(kami yg saat itu tak tahu berita apa yg disebarkan oleh TV/media pd dunia internasional ttg kami krn listrik mati...)

Pesawat yg membawa bantuan tak henti-hentinya melintas di langit diatas rumah kami (lebih dari 10 kali dlm sehari) yg mebuat hati semakin merasa tak karuan..."Ranah Minang diguncang gempa, Bumi Andalas berduka & menangis" (begitu slogan keprihatinan thd negeri kami)...

Tp, dibalik smua itu kami juga marah pd saudari-saudari kami yg lain yg mengambil keuntungan disaat bencana. Mereka menjual bensin eceran sampai 4 kali lipat, menjual minyak tanah, indomie sampai 3 kali lipat. Mereka hanya bisa mondar mandir dgn motor lalu memoto-moto lokasi yg roboh tanpa bisa membantu...

Padahal banyak hal yg bisa mereka lakukan !!!
Sungguh, warga kotaku aneh !!! dan itupula pandangan bangsa luar yg sengaja datang utk membantu di kotaku...

Yaa Rabb, ampuni kami...krn kami banyak berdosa...bangsa kami banyak yg sudah lupa pd-MU & kami sadar bahwa Engkau punya cara sendiri utk menegur kami...
Yaa Rabb, trimakasih atas teguran ini sbg bukti Engkau sangat sayang pd kami...
Smoga banyak saudari-saudari kami yg sadar & kembali pd jalan-MU yg benar, amiiin...

Yaa Rabb, sungguh kami tak tahu apa yg terjadi selanjutnya...termasuk penampakkan alam yg kulihat dgn mata sendiri (lingkaran spt pelangi yg melingkar disekeliling matahari yg terik disiang hari, saat aku menjemur pakaian pd jumat 2 okt)...

Kami msh ttp bertahan dinegeri tempat kami lahir ini...& kami ttp waspada...(meskipun banyak kerabat kami yg berada diluar kota menawarkan utk tinggal sementara dirumah mereka)...Kami yakin dgn Engkau Yg Maha melindungi dgn sebaik-baik perlindungan-MU terutama disaat kami lengah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar